Beratnya jadi pemimpin

http://www.dailymail.co.uk/news/article-2088998/Think-school-run-bad-Children-face-Indiana-Jones-style-river-crossing-EVERY-day-floods-cut-community.html

membaca berita tentang anak sekolah yang terpaksa melewati jembatan rusak di daerah banten, mempertaruhkan nyawanya hanya agar bisa bersekolah sangat menyayat hati saya.
seakan-akan demi meningkatkan taraf hidup, para anak-anak tersebut sudah dididik untuk mempertaruhkan nyawanya sekalipun. Walaupun mungkin sebenarnya banyak cara lain yang bisa ditempuh, selama tidak mempertaruhkan nyawa anak yang tidak berdosa tersebut.
Hal ini tidak terlepas dari tanggung jawab para pemimpin, seharusnya bisa mersepon cepat, dan mengutamakan faktor keselamatan warganya. Tahukan para pemimpin tersebut akan diminta pertanggung jawabannya nanti di akhirat, saya jadi teringat cerita tentang sahabat Umar,RA yang tidak bisa tenang begitu tahu ada 1 warganya yang kelaparan, sehingga harus dia sendiri yang memanggul gandum untuk memberikannya kepada orang miskin tersebut.
Seharusnya sebagai pemimpin itu amanah yang bisa membuat tidak bisa tidur, makan tidak enak, selalu prihatin, karena walaupun cuma ada 1-2 orang miskin diantara puluhan ataupun ratusan penduduknya,tetap saja itu menjadi beban para pemimpin dalam suatu daerah.
Makanya kalau niat awal salah, biasanya susah untuk menjadikan suatu daerah maju, seharusnya kita selalu berprinsip bahwa jabatan itu amanah, dan bisa mengukur kesanggupan untuk memikul amanah tersebut..

wassalam,
arif